Sulit dimengerti ketika semua orang mengatakan korupsi itu tidak boleh
dilakukan karena mereka mengambil dan memakai uang yang bukan hak
mereka. lantas mereka mengutuk para pejabat yang mereka anggap sebagai
otak pelaku korupsi. yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita
menjadi pelopor penghapusan korupsi dengan tidak memakai yang bukan hak
kita ? dan ini sangat lebih sulit lagi untuk memahami atas apa yang
mereka katakan terhadap apa yang mereka lakukan.
Berbicara mengenai uang, maka ini merupakan sebuah hal yang bisa dikatakan sakral untuk dibahas. banyak diantara kasus kejahatan dan kriminal dilatar belakangi dari faktor uang atau faktor ekonomi.
yang menjadi persoalan dikalangan dunia perkampusan saat ini adalah
mengenai ketepatan dalam menentukan penerima beasiswa. baik pendaftar
maupun penyeleksi seakan mengalami masalah, ya.. mungkin bisa dikatakan
masalah jiwa dan agama. :)
Menurut saya tidak ada masalah ketika mereka berkompetisi untuk
mendaftarkan diri sebagai calon penerima mahasiswa dengan catatan
beasiswa prestasi. namun bagaimana dengan beasiswa yang mencantumkan
SKTM ( surat keterangan Tidak Mampu ) ?
Ratusan bahkan ribuan mahasiswa pendaftar, mereka seakan merasa tidak
bersalah dengan memodifikasi keterangan diri mereka. merendahkan diri
mereka dengan mengaku mahasiswa miskin dari keluarga yang tidak mampu
untuk membutuhkan dukungan biaya perkuliahan. sungguh miris melihat
fenomena ini. padahal ada sebagian besar mahasiswa yang benar-benar
membutuhkan dukungan finansial menaruh harapan besar terhadap beasiswa
itu.
Tujuan para pendaftar yang benar-benar membutuhkan dengan hati penuh
harapan sangat bertolak belakang dengan para pendaftar yang merendahkan
harga diri dan memasang topeng palsu yang memang sudah ternodai dengan
iming-iming uang yang akan diterima.
Setelah itu, tidak sedikit mereka yang langsung datang ketempat bagian
penyeleksi pendaftar beasiswa untuk melakukan negosiasi dan tawar
menawar untuk pemesanan atau bisa disebut dengan istilah booking.
Jiakalau menelisik lalu membanding antara mereka dengan para koruptor,
lalu apa bedanya dengan mereka para koruptor. mengambil hak yang bukan
hak nya.
Sungguh sangat memprihatinkan para penerus bangsa yang ternyata juga adalah para penerus para koruptor.
Efek samping uang memang telah menjadi momok menakutkan untuk semua
orang, namun efek negatif itu tidak dirasakan atau memang mereka telah
membunuh rasa itu untuk tidak dapat merasakan. entahlah.. hanya mereka
dan Allah yang tahu.
Mari kita sama-sama istighfar untuk mereka dan diri kita sendiri, semoga kita tidak termasuk kedalam golongan para koruptor.
Penulis : Argadian Yoga Praditya
Mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau
Angkatan 2012
0 komentar:
Posting Komentar