Assalamualaikum wr. wb.
Saya pernah mendengar ceramah di Radio yaitu masalah menolong Agama
Allah yang tertera pada Al-Quran Surat Al-Hajj ayat 40, Surat Al-Hadiid
ayat25 dan Surat Muhammad ayat 7.
Pertanyaannya:
Apa yang dimaksud dalam surat-surat tersebut diatas ” Menolong Agama Allah ” ?
Apakah Hamas atau Palestina membela negara atau Agama ?
Terima kasih atas pencerahannya
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Waalaikumussalam Wr Wb
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya : “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha
perkasa,” (QS. Al Hajj : 40)
Ath Thobari mengatakan bahwa makna dari “Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” Yaitu Allah swt pasti
meonolong orang-orang yang berperang di jalan-Nya agar kalimat-Nya
tinggi terhadap musuh-musuh-Nya. Maka makna pertolongan Allah kepada
hamba-Nya adalah bantuan-Nya kepadanya sedangkan makna pertolongan
hamba-Nya kepada Allah adalah jihad orang itu dijalan-Nya untuk
meninggikan kalimat-Nya.” (Tafsir At Thobari juz XVII hal 651)
Sedangkan al Qurthubi mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang
menolong agama dan nabi-Nya. (al Jami’ li Ahkamil Qur’an juz XII hal
386)
وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya : “dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya
dan rasul-rasul-Nya. Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hadid : 25)
Sayyid Qutb mengatakan bahwa “dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya..” Adalah isyarat untuk berjihad dengan menggunakan senjata.
Permasalahan ini diletakkan dalam ayat yang berbicara tentang
pengorbanan jiwa dan harta.
Tatkala berbicara tentang “Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.”
Kemudian Allah melanjutkannya dengan menjelaskan makna pertolongan
mereka kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menolong manhaj dan da’wah-Nya,
adapun Allah swt tidaklah membutuhkan pertolongan dari mereka.
“Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (Fii Zhilalil Qur’an
juz VI hal 4395)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna “dan supaya Allah mengetahui siapa
yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya.” Orang yang menolong Allah swt dan Rasul-Nya dengan memiliki
keinginannya membawa senjata. “Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha
Perkasa.” adalah Dia swt menolong orang yang menolong-Nya yang
sebetulnya Dia swt tidak membutuhkan pertolongan dari manusia. Adapun
disyariatkannya jihad adalah untuk menguji sebagian kalian dari sebagian
yang lain.” (Tafsir Ibnu Katsir juz VIII hal 28)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad :
7)
Sayyid Qutb mengatakan,”Bagaimana orang-orang beriman menolong Allah
sehingga mereka menegakkan persyaratan dan mendapatkan apa yang
disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan kedudukan ?”
Beliau melanjutkan,”Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam hati
mereka dan tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu baik syirik yang nyata
maupun yang tersembunyi serta tidak menyisakan seseorang atau sesuatu
pun bersama-Nya didalam dirinya. Dia menjadikan Allah lebih dicintai
dari apapun yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam
keinginan, aktivitas, diam, saat sembunyi-sembunyi, terang-terangan
maupun saat malunya, maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.
Sesungguhnya Allah memiliki syariat dan manhaj kehidupan yang tegak
diatas prinsip-prinsip, aturan-aturan, nilai-nilai dan tashawwur khusus
bagi seluruh makhluk yang ada maupun bagi kehidupan. Dan pertolongan
Allah akan terealisasi dengan menolong syariat dan manhaj-Nya dan
berupaya untuk menegakkan hukumnya didalam seluruh kehidupan tanpa
kecuali, inilah menolong Allah dalam realita kehidupan.
Mari sebentar kita menengok firman Allah “Dan orang-orang yang
berperang di jalan Allah.” serta “jika kamu menolong (agama) Allah”..
Terdapat dua kondisi yaitu kondisi perang dan kondisi menang dan hal itu
disyaratkan dilakukan hanya karena Allah dan di jalan Allah, ini adalah
syiar yang sudah menjadi aksioma.
Sesungguhnya tidak ada jihad, syahid, dan surga kecuali ketika jihad
itu dijalan Allah saja, kematiannya dijalan-Nya saja dan menolong-Nya
saja baik didalam jiwa maupun didalam manhaj kehidupan.
Tidak ada jihad, syahid dan surga kecuali jika tujuannya agar kalimat
Allah tinggi dan menjadikan syariat dan manhaj-Nya menguasai hati,
akhlak, prilaku, kondisi, perundang-undangan dan aturan-aturan mereka.
Dari Abu Musa berkata,”Rasulullah saw pernah ditanya tentang
seseorang yang berperang dengan gagah, dan untuk fanatisme kesukuan,
karena riya, yang manakah yang disebut berperang dijalan Allah ? Beliau
menjawab,”Siapa yang berperang agar kalimat Allah tinggi maka dialah
orang yang berperang dijalan Allah.”
Sedangkan makna “, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” Maksudnya adalah diteguhkan dalam kemenangan dan berbagai
pembiayaannya.. karena kemenangan bukanlah akhir peperangan antara kufur
dengan iman, antara batil dan hak, dan untuk menang memerlukan
pembiayaan dalam setiap jiwa maupun dalam realita kehidupan. Untuk
menang memerlukan pembiayaan yaitu tidak sombong dan tidak menganggap
remeh. Banyak jiwa mampu tetap teguh terhadap suatu ujian dan cobaan
namun sedikit yang tetap teguh terhadap kemenangan dan kenikmatan.
Keshalehan dan keteguhan hati diatas kebenaran setelah kemenangan
merupakan derajat lain dibalik kemenangan dan barangkali inilah yang
ditunjukkan oleh ungkapan yang ada didalam Al Qyr’an. (Fii Zhilali
Qur’an juz VI hal 3288 – 3289)
Apa yang disampaikan oleh para mufasir tentang makna kemenangan
diatas menjelaskan kepada kita bahwa Allah swt berjanji untuk senantiasa
menolong orang-orang yang menolong-Nya.
Sesungguhnyta Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikitpun dari
hamba maupun makhluk-Nya karena Dia adalah Yang maha Kuat lagi Maha
Perkasa. Namun Allah swt ingin menguji diantara hamba-hamba-Nya mana
yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Adapun pertolongan yang Allah inginkan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman adalah :
1. Menolong Rasul-Nya dalam menyebarkan dan meneguhkan agama dan
risalah yang dibawanya ditengah-tengah manusia sehingga ia berada diatas
seluruh agama yang ada di muka bumi ini.
2. Menolong agamanya dengan berupaya menerapkan syariat dan
manhaj-Nya sehingga menguasai dunia dan mewarnai seluruh sendi-sendinya
dengan nilai-nilai kebaikan yang ada didalamnya mengalahkan berbagai
nilai-nilai jahiliyah yang rendah.
Dan kedua hal tersebut hanya bisa dilakukan dengan cara berjihad di
jalan Allah swt mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu
berperang di jalan Allah, sebagaimana maksud dari kata tersebut yang ada
didalam ayat-ayat Al Qur’an. Dan jihad yang Allah inginkan bukanlah
yang dilakukan hanya semata-mata untuk menampilkan kegagahan, keberanian
yang ada dalam diri seseorang saat berjihad, atau bukan pula yang
dilakukan semata-mata karena fanatisme kedaerahan, kebangsaan atau
kelompoknya atau bukan juga karena ingin mendapat pujian dan sanjungan
seseorang. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang yang berjihad di jalan Allah, yaitu :
1. Ikhlas karena Allah swt
Hadits Abu Musa diatas menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam berjihad di jalan Allah sehingga apa yang telah dikorbankan dan dikeluarkan selama persiapan hingga saat berjihadnya tidaklah menjadi sia-sia dikarenakan ketidak-ikhlasannya dalam melakukan hal-hal tersebut.
Hadits Abu Musa diatas menjelaskan pentingnya keikhlasan dalam berjihad di jalan Allah sehingga apa yang telah dikorbankan dan dikeluarkan selama persiapan hingga saat berjihadnya tidaklah menjadi sia-sia dikarenakan ketidak-ikhlasannya dalam melakukan hal-hal tersebut.
Bukankah Rasulullah saw telah bersabda,”Sesungguhnya Amal perbuatan seseorang tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhori Muslim)
2. Mencintai Allah diatas dari yang lainnya.
Sulit bagi seseorang keluar dari rumah dan meninggalkan keluarga serta apa yang dimilikinya untuk berjihad dijalan Allah ketika hatinya masih terpaut kuat dengan itu semua. Kecintaan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya lah yang menjadikan dia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan hanya mengharap ridho dan surga dari-Nya.
Sulit bagi seseorang keluar dari rumah dan meninggalkan keluarga serta apa yang dimilikinya untuk berjihad dijalan Allah ketika hatinya masih terpaut kuat dengan itu semua. Kecintaan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya lah yang menjadikan dia rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya dengan hanya mengharap ridho dan surga dari-Nya.
3. Menggunakan persenjataan.
Diantara yang disyariatkan dalam setiap amal perbuatan adalah ikhtiyar (usaha) manusia, begitu pula dalam berjihad dijalan Allah. Meskipun Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatunya, termasuk memenangkan perjuangan hamba-hamba-Nya yang beriman namun Allah ingin melihat usaha yang dilakukan mereka untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dalam mendapatkan kemenangan tersebut. Dan diantara usaha yang harus dilakukannya adalah mempersiapkan persenjataan untuk menghadapi kekuatan musuh,
Diantara yang disyariatkan dalam setiap amal perbuatan adalah ikhtiyar (usaha) manusia, begitu pula dalam berjihad dijalan Allah. Meskipun Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatunya, termasuk memenangkan perjuangan hamba-hamba-Nya yang beriman namun Allah ingin melihat usaha yang dilakukan mereka untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dalam mendapatkan kemenangan tersebut. Dan diantara usaha yang harus dilakukannya adalah mempersiapkan persenjataan untuk menghadapi kekuatan musuh,
Demikianlah yang bisa disimpulkan dari beberapa ayat diatas yang berbicara tentang pertolongan Allah kepada kaum mukminin.
Adapun pertanyaan kedua tentang HAMAS dan perjuangan di Palestina,
telah saya sampaikan dalam rubrik ini dengan judul “Manhaj dan Aqidah
HAMAS”.
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo, Lc
0 komentar:
Posting Komentar